Translate

Puisi Misteri Ketindihan

Puisi Misteri Ketindihan


Sadar antara tidak sadar
Mampu mendengar dan melihat
Tetapi tidak mampu berteriak dan menggerakan tubuh ini
Sudah berteriak minta tolong akan tetapi
Orang disebelah tubuh ku pun tidak bisa mendengar

Tubuh ini seperti ada yang mengikat
Tak mampu menggerakkan tngan dan kaki
Mulut ini seperti ada yang membungkam
Tak mampu berbicara dan
Mata ini hanya bisa melihat antara gelap dan terang

Namun hanya hati ini yang bisa berbicara
Hanya pasrah dan berharap kepada Mu aku berdo’a
Ya Allah SWT lindungilah aku dari segala gangguan saiton


Karya: Krisna Indra Kusuma
Puisi aku adalah berlian mu

Puisi aku adalah berlian mu


Dari terbit fajar aku pergi
Pergi menjauh dari rumah dengan penuh harapan
Bagi ku, dengan Secangkir kopi dan sepiring ubi rebus sudah cukup  untuk membakar semangat
Semangat yang tak pernah pudar untuk mencari nafkah keluarga ku dan demi kebahagiaan mu

      Berat beban di punggung yang aku rasakan yang tak kau rasakan terasa ringan
      Ringan karena demi kebahagiaan mu
      Walau mulut harimau mu yang membuat hati terasa seperti tertancap pisau tajam
      Bagi ku itu adalah renungan untuk membakar semangat ku

Sadarlah istriku betapa berharganya setetes keringat ini dari pada segumpal berlian yang kau inginkan
Setetes keringat yang memberi harapan akan hadirnya segumpal berlian

     Wahai istriku bukalah kota kecil yang usang itu disana (di atas lemari)
      Lihatlah apa yang aku berikan untuk mu (segumpal kertas berisi berlian)
     dan bacalah potongan kertas itu (aku adalah berlian mue sesungguhnya)


Karya: Krisna Indra Kusuma

Puisi sandal jepitku hilang



Beranjak keluar maksud hati ingin pergi
Pergi mencari makan untuk menyambung hidup

      Hati ini terasa bimbang setelah engkau tiada
      Kemanakah engkau pergi sandal ku
      Mengapa engkau tega pergi begitu cepat
      Kepergian mu yang membuat hati ini terasa benci
      Kebencian membuat tubuh ku yang damai menjadi kacau

           Aura jahat dari tubuh ku membara mengobarkan amarah
           Membara membuat dunia ini terasa memerah

  Pandangan mata yang berani berubah menjadi lemah
  Memandang jalan penuh dengan api, beling, paku, dan tajamnya batu yang menyiksa
  Langkah kaki yang luluh terasa meleleh dan hancur tercabik-cabik

       Wahai sandal ku mengapa engkau begitu murah
       Mengapa engkau tega menyelinkuhi aku
       Engkau pergi bersamanya, sementara aku sedih telah kehilangan mu

Engkau tega meninggalkan aku setelah bertahun-tahun kita bersama
Kita telah berjuang melewati segala rintangan yang membuat kita terluka
Kepergian mu yang membuat aku ingin mengatakan….

Woiiiiii sandal ku manaaaaaa…………..(nada marah)


Karya: Krisna Indra Kusuma

Puisi sabunku



Bewarna-warni harum aromatic
Bewarna memanjakan mataku
Aromatik mendamaikan jiwaku
Buih putih nanlembut mempesonakan ragaku

        Uniknya bentuk yang kau miliki
        Membuat ragaku kotor menjadi bersih
        Ragaku yang bersih indah dipandang

  Kau adalah perisaiku dari musuh tak terlihat
  Musuh yang mampu melemahkan jiwaku
  Jiwa yang tidak mampu menopang ragaku yang kuat

Kaulah yang aku butuhkan disaat aku kotor dan bau
Kotor membuat tubuhku takindah
Bau membuat tubuhku semakin terjauhi

     Kehadiran mu membuat dunia ini terasa damai dihidupku
     Sabun…..sabun…..sabun…aku membutuhkan mu

Karya: Krisna Indra Kusuma


Puisi untuk TNI

Puisi untuk TNI


Saat di medan perang
Hatinya terhentak senang
Tiada niat hati untuk mundur
Tubuhnya yang berat membawa harga diri untuk Indonesia

      Berjalan menelusuri area berbahaya
      Area  dengan derasnya hujan peluru
      Hujan peluru disetiap saat menjemput nyawa
      Tapi, itu semua tidak membuatnya mundur

Jeritan semangat terdengar di telinganya
Membuat hatinya semakin semangat untuk melawan

             Nyaringnya suara kematian
             Berdebar nyawa yang terancam
             Tidak meruntuhkan raganya
             Terus berteriak dan berlari

Berlari mengejar lawan
Mengejar hingga darah terakhir
Darah yang sahid sampai menutup mata

Karya: Krisna Indra kusuma

Baca juga puisi:

Puisi pejuang kecil Palestina 
Puisi syuhadah kecil Palestina





Pageviews past week